No Bookmarks
Bookmark
Rating
Review at:

Ucapan Selamat Yang Tulus Itu ...

Ucapan Selamat Yang Tulus Itu ...
Photo via Visual Hunt

Pernah enggak kamu berhasil meraih sesuatu seperti menang lomba atau pencapaian prestasi lainnya terus banyak yang mengucapkan selamat? Kamu pasti merasa senang mendapatkan ucapan itu, wajar, manusia menyukai apresiasi. Hanya saja, saya sedang memikirkan ucapan selamat itu saat ini. Apakah mereka mengucapkannya dengan tulus atau punya keinginan tertentu?

Saya memenangkan satu perlombaan, saya dan tim saya sudah bekerja keras, mengatur jadwal latihan di tengah-tengah kesibukan berorganisasi, mengajar, dan kuliah. Intinya kami fokus untuk totalitas di tengah himpitan waktu yang tidak luang itu. Setibanya hari H perlombaan, kami berusaha menunjukkan performa maksimal kami, begitu salah satu dari kami kurang berkontribusi untuk tim, anggota yang lain akan mendukung, iya, begitulah sebuah tim, kita mendukung satu sama lain. Setelah melewati 3 hari yang melelahkan dan menyita waktu, tim kami berhasil memenangkan posisi juara 1 di lomba itu. 

Saya dan teman setim merasa sangat senang sekali, bahagia malah, kamu tahu selama ini kami belum pernah memenangkan perlombaan tingkat jabodetabek, dan sekarang, kami berhasil meraih pencapaian ini, benar memang, usaha keras tidak akan menghianati hasil.

Setelah itu, banyak teman-teman kampus yang mengucapkan selamat kepada saya dan rekan setim atas pencapaian kami. Setelah merefleksikan diri, saya menyimpulkan ada dua tipe orang ketika mengucapkan selamat.

Tipe pertama, orang yang mengucapkan selamat dengan tulus. Mereka tahu seberapa keras usaha kami dan mengerti betul bahwa ucapan selamat dari seorang teman bisa membangkitkan semangat kawannya yang baru saja selesai berjuang untuk kampus tercinta, mereka tidak mengharapkan apapun atas ucapan selamat yang mereka ucapkan, mereka malah turut senang mendengar temannya berprestasi, seperti itulah ucapan selamat yang tulus, ucapan itu penuh dengan kebaikan, tanpa pamrih, dan turut bahagia ketika mengucapkannya, ucapan itu muncul karena ketulusan, ucapan itu muncul karena memang mereka ingin mengutarakannya, ucapan itu muncul tanpa alasan yang harus dipertanyakan. Oh well, ucapan selamat dari orang-orang ini bagaikan oasis di tengah gurun pasir yang menyejukkan dahaga dari teriknya mentari di siang hari. :)

Tipe kedua, orang yang tidak tulus mengucapkan selamat karena mereka mengharapkan sesuatu dari ucapan mereka sendiri. Mereka tahu bahwa ketika seseorang memenangkan lomba, ada hadiah sejumlah uang, nah tipe kedua ini mengharapkan uang itu yang dibungkus dengan sebutan "traktiran", saya enggak habis pikir, orang-orang yang sebelumnya tidak pernah ada di keseharian saya tiba-tiba muncul, mengucapkan selamat, dan menagih saya untuk mentraktirnya karena dia sudah mengucapkan selamat, jelas sekali ucapan selamat itu tidak tulus, saya dan teman setim tidak menyukai orang-orang ini.

Pertanyaannya, apakah kamu harus mentraktir semua orang yang sudah mengucapkan selamat atas pencapaianmu?

Jawaban saya adalah tidak. Kamu bisa memilih orang-orang yang memang menurutmu tulus dan  berkontribusi dalam pencapaianmu. Saya tidak mau menghiraukan omongan mereka-mereka yang mengucapkan selamat tapi ujung-ujungnya meminta imbalan atas ucapan mereka.

Berbeda halnya, kalau kamu menceritakan pencapaianmu kepada keluargamu, sahabatmu dan orang tercinta mereka tidak akan meminta atau bahkan memaksamu untuk mentraktir mereka, mereka tahu pencapaian itu adalah hasil kerja kerasmu, kamu berhak melakukan apa saja terhadap hadiah yang telah kamu  usahakan, kalau pun kamu mentraktir mereka, mereka tahu kalau kamu melakukannya atas dasar ketulusan juga, lebih tepatnya karena cinta.

Bagaimana menurutmu?